Tentang Saya

Hari ini kita berbagi, entah apa yang terjadi esok atau lusa? Kita tak tau, namun yang jelas apa yang kita kerjakan akan jadi kenangan di masa yang akan datang

Terlahir dari keluarga kurang mampu. Kemelaratan telah mengajarkan banyak hal. Tidak patah arang menghadapi sulitnya penghidupan. 

Tiga puluh September 1967 di Tulung Angung, kemudian hijrah ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Setelah melalui perjuangan yang panjang akhirnya lulus S1 Pendidikan Matematika. 

Sejak 1995 bertugas sebagai guru pada salah satu SMP di Kabupaten Tanah Bumbu, Beberapa kali pindah tugas dalam jabatan Kepala Sekolah. 

Setelah malang melintang di dunia literasi, menggerakkan sedemikian banyak orang terutama sesama rekan guru, kini aktif menulis di laman online. 

Keinginan menebus kesalahan sebelum ajal menjemput melolong dari kesunyian jiwa, pada Tuhan segala pinta dipersembahkan. Rasa yang tak lelah membuncah melenyapkan kecongkakan sebagai manusia. Untuk-Nya segala pertaubatan dipersembahkan, menyesali kesalahan adalah satu pesan dari beberapa artikel yang saya pahami.

Cinta Tuhan dihadirkan oleh Ropingi dengan bahasa yang kadang lugas, menohok jantung kealpaan manusia. Bahwa sesungguhnya kita hidup atas karunia-Nya, bahwa kita berada dalam jamahan cinta-Nya dalam setiap tarikan napas kehidupan dunia.

Polah manusia yang kadang lupa dengan sisi lemahnya, pamer dengan yang dilakukan, lupa kepada siapa harusnya memberikan perhatian, membuat Ropingi  menyajikan sisi parodi manusia dalam bentuk puisi. Indah dalam balutan irama berbeda-beda. 

Semua yang tayang di blog ini adalah buah dari imajinasi dan telaah kajian. Silakan buka kembali torehannya, atau baca saja kumpulan artikelnya, maka saya yakin nuansa indah akan menggayuti rasa siapa saja yang membacanya.

Kumpulan artikel Ropingi sungguh sarat makna, menelaah dan membacanya mampu mendesirkan keinginan pertaubatan sebagai manusia. Ya, manusia yang kerap enggan beranjak dari kubangan dosa. Manusia yang lupa bahwa bila pun saatnya tiba, mata ini akan tertutup tanah kuburan. Maka saat ajal menjemput, adakah yang bisa dilakukan manusia? Tak ada. 

"Mati banyak dosa menyesal tiada guna". Seperti itulah tangkapan mata batin saya ketika menelaah artikel sejati ini. Pada lembaran ini akan mengolah rasa kita untuk bertaubat sebelum ajal menjemput. Setidaknya begitulah yang saya rasakan. 

Untuk Anda saya sarankan persiapkan rasa keindahan sebelum  membuka lembar pertama. Bukalah satu demi satu artikel yang tersaji ini, nikmati bait demi baitnya, maka akan anda temukan desir sejuk yang mempesona sebagai manusia. 

Kontak saya bisa dihubungi lewat:
Email: ropingikusanhulu@gmail.com

Fb: ropingi aza
Twitter: @Bledhek7
Instagram: @ropingisuro_bledhek
Youtube: Bledh Bledh

Laman online: 
Kompasiana.com: Bledh
Kaskus.com: Surobledhek
LinkedIn: Ropingi Suro Bledhek

Terimakasih, salam hangat untuk semua

Komentar

Posting Komentar

Terima kasih telah berkenan membaca dan meninggalkan pesan