Insyafnya Mantan Influencer

Menjadi seorang influencer memang dbaan banyak orang. Bekerja tak perlu tempat mangkal, di mana saja bisa. Kapan saja tak terikat waktu. Bebas sebebasnya, yang penting tugas diselesaikan sebelum deadline. Selesai!

Tapi apa yang terjadi jika kesempatan yang begitu nikmat itu disalahgunakan? Pasti akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. 

Benar, sesal dahulu pendapatan. Sesal kemudian tak berguna. Namun, lebih baik menyesal daripada tidak ada penyesalan sama sekali. 

Seperti cerita di bawah ini.

"Maaf, Pak. Tolong kesalahan saya selama ini dimaafkan." katanya dengan sungguh-sungguh.

Aku hanya tersenyum, sambil tetap saja memegang kakinya sambil melakukan pijatan-pijatan ringan. 

Terlegetak di atas dipan, setelah dua minggu berada di rumah sakit baru sekarang aku bisa berkunjung. 

Mantan murid terpandai yang pernah aku didik kala SMP. Semenjak kelas 7 hingga kelas 9 selalu menjadi juara. Tak banyak kata, sering menyendiri sambil entah apanyang dibaca.

Rupa-rupanya setelah lulus sarjana dari jurusan  teknik telekomuniksai berpuluh kali mendaftar kerja, tak satu pun lamarannya yang diterima. 

Beruntungnya sejak SMA yang bersangkutan telah aktif di media sosial. Jadi baginya medsos sudah jadi darah daging bagi kehidupannya.

Apa yang terjadi? Mengapa sampai masuk rumah sakit? Dan sekian pertanyaan bergejolak dalam hatiku. Rasanya tak etis juga kalau tiba-tiba saja bertanya begitu banyak pertanyaan.

Tak berapa lama orang itu pun bercerita. Dengaj seluruh kekuatannya ia duduk bersandar bantal. Kesungguhannya seperti seorang yang ingin melakukan pertobatan. Entah apa yang telah dilakukannya?

Bapak tau digital marketing? 

Boro-boro digital marketing artinya apa. Bahasanya susah. Bahasa Inggris, mana saya ngerti.

Digital marketing untuk mempromosikan produk. Ketika promosi dilakukan melalui media digital, saat itulah istilah influencer ada. 

Influencer apa lagi ini? Heran sudah sakit masih saja mengeluarkan kata-kata sulit. Saya senyam-senyum saja. Dalam hati saya berkata, biarlah apa pun yang ia ceritakan akan aku dengarkan. Siapa tau ini wasiat terakhirnya. Gila memang saya. Ha ha ha....

Influencer yaitu orang yang bisa memberikan pengaruh di masyarakat. Bisa saja orang itu selebritis, blogger, youtuber, ataupun seorang public figure yang dianggap penting di komunitas tertentu. 

Seorang influencer memiliki sangat banyak pengikut (follower) di media sosial. Mereka bisa menjadi trend setter baik di skala kecil maupun besar. Sehingga banyak pemilik bisnis yang menggandeng influencer untuk mempromosikan produk berkat pengaruh yang luar biasa tersebut.  .

Saya adalah Influencer marketing, saya bekerja sama dengan perusahaan untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan sesuai dengan target pasar yang ditentukan.

Perusahan menggunakan saya sebagai influencer mikro untuk promosi produknya. Katanya keterikatan (engagement) dengan follower memungkinan konsumen membeli produk dari rekomendasi influencer tinggi, kadang mencapai 82%.

Menurut perusahaan influencer mikro memiliki audiens yang lebih spesifik pada niche (topik) tertentu. Dengan memahami audiens-nya, seorang influencer mikro mampu membuat konten yang lebih relevan dengan followernya. Dari sanalah saya mendapat penghasilan. 

"Lantas kesalahamu apa, sampai sebegitunya minta maaf pada bapak?" tanyaku kemudian.

Mulanya saya menjadi selebgram. Saat kuliah dahulu saya termasuk orang yang tergila-gila mebggunakan selebgram untuk eksis di dunia maya. 

Belakangan saya baru tahu jika pengikut saya banyak maka otomatis saya jadi selebgram, seorang public figure yang dapat digunakan sebagai ajang promosi produk perusahaan. Mereka menggunakan platform Instagram sebagai media promosi produk. 

Di samping itu saya juga menjadi youtuber.  Youtuber adalah orang yang mengunggah video ke youtube tentang suatu informasi, ternyata bisa juga dijadikan untukt informasi produk. Kata mereka peran YouTuber sebagai influencer produk cukup signifikan.

Mereka beranggapan bahwa, lebih dari 90% pengguna internet mengenal produk baru melalui Youtube. Hingga akhirnya karena pengikut saya di youtube sangat benyak, maka mereka pun mengajak saya bekerja sama.   

Katanya youtuber yang memiliki follower banyak, tentu potensi menarik perhatian mereka akan produk yang ditawarkan kian besar. 

Dan terakhir, saya juga memiliki dan mengelola sebuah blog. Tidak sedikit blog yang digunakan untuk melakukan review tentang suatu produk.

Saya sering merekomendasikan produk, tentu akan menarik pembacanya untuk mencoba produk tersebut. Katanya jika blogger tersebut memiliki pembaca setia yang banyak, pemasaran produk tentu menjadi lebih mudah dan efektif. 

Saya masih penasaran, pertanyaan yang saya tanyakan belum mendapat jawaban sama sekali. Maka aku tanyakan sekali lagi, "Kesalahanmu apa?"

Pertama, nasihat bapak tidak saya perhatikan. Bahkan saya abaikan sama sekali. 

Aku terkejut, nasihat? Bukankah sekian banyak nasihat telah diberikan oleh sekian banyak guru. 

"Nasihat apa lagi yang tersisa hingga begitu merasa bersalah?" tanyaku mendesak.

Bapak meminta saya untuk jujur di mana pun dan di tempat apapun saya bekerja. Dengan jujur kata bapak, hidup kita pasti selamat. Dan saya telah tidak jujur.

Sejak menjadi influencer dan sedemikian banyak job yang harus saya selesaikan akhirnya saya kewalahan. Sementara setiap bulan saya harus dapat penghasilan. Cara salah telah saya lakukan.

Dari satu plagiat ke plagiat lainnya menjadikan saya kecanduan. Mulanya memang hanya menterjemahkan dari bahasa asing, kemudian saya sesuaikan dengan permintaan perusahaan. Lucunya karya saya malah dianggap terbaik. 

Maka semakin hari saya semakin lupa caranya menciptakan karya asli saya sendiri.

Inilah akibatnya, satu persatu orang yang karya mereka saya sadur atau saya plagiatan melakukan pembalasan. Hingga sampai pada kekerasan fisik. Saya ditabrak dengan sengaja. Oleh orang bayaran. Begitulah ceritanya. Ia mengakhiri ceritanya dengan penuh penyesalan.

Saya hanya manggut-manggut mendengarkan. Saat itu memang hanya kami berdua yang ada di dalam kamar. 

Bagiamana pun, jujur tetap jadi nomor satu. Dengan jujur kebaikan akan bertambah-tambah. Nasihat ini tak keluarkan dari mulutku. Hanya kusimpan dalam hati sebagai nasihat untuk diri saya sendiri. 

sumber gambar: Hotieler.biperlag.ch

Komentar