Melihat Alam Ghaib (27)

Episode ke dua puluh tujuh Melihat Alam Ghaib

Sepertinya aku tersesat. Entah karena otakku yang belum siap atau hatiku yang lagi tergoda. Tidak sengaja, banyak orang yang datang ke rumah lalu bertanya-tanya. Tentang pekerjaan.m, tentang pengobatan, tentang karir, tentang jodoh. 

Benar Pakde pernah berkata, suatu ketika kau akan bimbang. Ada beberapa pilihan. Jadi dukun, jadi tabib, para normal, atau jadi pedangang. 

Berarti saat ini aku kena batunya. Namanya juga orang datang ke rumah. Tamu, mustahil disuruh pulang. Tak etis jika ditolak. Dikunci pintu. Mau tidak mau segala obrolan direspon. Setiap pertanyaan dinikmati. 

Menjadi beda sebenarnya sulit, harusnya memang nikmatnya jadi orang kebanyakan. Betapa tidak, sekali waktu sekelebat bayangan lewat. Sorot mata tajam mendekat. Beruntunglah jika hanya lewat. Kalau mendekat lalu menyapa. Bulu kuduk berdiri tiba-tiba. 

Kadang bau bangkai menyengat seketika, tak tau asalnya dari mana. Mau muntah, terpaksa tutup hidung. Kadang cahara merah, seperti bola api jatuh di atas kepala. Mana enaknya coba. Hidup dalam kewaspadaan yang begitu rupa. 

Sebelum semoat mampu membendung semua, malu rasanya aku datang ke rumah Pakde. Cuma beberapa kali saja Pakde datang dalam bentuk mimpi, memberikan nasihat agar selalu waspada. Hidup memang tak gampang. Selalu ada cobaan. 

Sedangkan setiap orang cobaannya berbeda. Ada yang dicoba dengan harta. Maka sejak bangun tidur hingga mau tidur lagi hanya urusan harta yang ada di kepala. 

Berpikir keras bagaimana mendapatkan harta sebanyak mungkin. Kemudian berpikir bagaimana menyimpannya. Bagaimana membelanjakannya. 

Kalau bisa berbuat culas, pasti akan berbuat culas. Sementara jin karin yang ada di sekeliling kita, dengan keahlianya dia tau apa mau kita. Dia juga tau bagaimana mengajari kita dengan cara membisikkan teknik dan metode agar segera mendapatkan harta. 

Dia bisa memberikan peluang-peluan terbaik untuk mengajari kita cara mudah dan cepat untuk mendapatkan harta. Secara logika apa yang dilakukan tidak akan melanggar hukum. Tidak juga melanggar syariat agama. 
Kadang-kadang. 

Namun cara menggelincirkannya melalui asyiknya mencari dan mengumpulkan harta. Lalu berpikir keras bagaimana menikmati harta tersebut.

Tak sedikit yang dicoba dengan wanita. Anehnya mereka yang dicoba dengan wanita sejak kecil sudah diajari oleh jin karin bagaimana cara memikat. Bagaimana cara agar lawan jenis yang melihat mampu terpikat. 

Jika wajah tampan dan cantik, maka ketampanan dan kecantikan yang akan jadi senjata pemikat. Jika kedudukan, maka kedudukan akan mampu digunakan untuk memikat lawan jenis. Semua sudah ada pasangannya. 

Lawan jenis merasa nikmat berada didekatnya. Entah karena kecantikannya, bentuk tubuhnya, aroma wanginya, kata-katanya. Semua yang dibutuhkan untuk memikat lawan jenis sudah dipersiapkan oleh jin karin sejak kita belum beranjak dewasa. 

Jadi bagi mereka yang punya daya pikat terhadap lawan jenis akan menemukan temannya sendiri. Bisa dalam bentuk kecerdasan yang luar biasa, hingga lawan jenis menjadi kagum kepadanya. 

Akhirnya siang malam yang terpikir adalah bagaimana agar lawan jenis menjadi senang kepadanya. Bagaimana berbuat agar nikmatnya terasa. 

Beda halnya dengan orang yang digoda dengan kedudukan. Segala macam sarana dipersiapkan. Mulai dari kecerdasan, teman-teman yang nantinya akan jadi pendukungnya. 

Tip dan trik untuk menjadi pemimpjn yang sukses telah ada sejak masih belia. Jin karin sudah persiapkan dengan lengkap. Dan siap gelincirkan kita.

Luar biasa berat memang jika kebetulan kita memiliki ketiganya. Pemikat lewat harta, kedudukan dan lawan jenis. Apa saja yang dilakukan setiap saatnya hanya bagaimana mengambil manfaat untuk kesenangan dari salah safu kelebihan yang dimilki. 

Jika lengah sedikit saja. Pasti tergelincir. Hilang semua ketaatan. Dan kian hari kian jauh. Waktu tak terasa berputar. Sebentar pagi, sebentar siang, lalu malam lagi.

Demikian juga aku saat ini. Terjebak yang namanya kebisaan. Entah dari mana mereka dapat kabar, aku bisa begini dan begitu. Lalu berduyun-duyun datang. Lupa pagi, siang, sore atau malam. Datang dan minta pertolongan. 

Kadang hanya curhat saja. Tak minta solusi juga. Memangnya aku ahli terapi. Nyatanya aku tak tau apa-apa. Ada yang datang minta dicarikan jalan keluar dari rejeki yang kian hari kian seret. 

Padahal mereka tak tau rejekiku juga seret. Malah diminta mencarikan jalan keluar. Coba aku bisa. Pasti aku cari sendiri jalan keluar untukku. 

Yang menggelikan itu jika ada remaja putri yang datang, ingin agar putus dengan pacarnya. Katanya sudah tidak nyaman berhubungan dengannya. Lah, kan seharusnya gampang. Tinggal sampaikan putus. Selesai, malah minta nasihat bagaimana mengutarakannya. 

Selang tak berapa lama, pacarnya yang mau minta putjs tadi juga datang. Minta nasihat agar pacarnya kembali cinta kepadanya. Katanya masih sayang dengan wanita itu. Kan jadi repot. Urisan yang seharusnya mudah jadi sulit. Dan aku yang jadi tumpahan curhat. Heran. 

Belum lagi, tak sedikit suami istri yang belum punya anak datang minta nasihat agar segera punya momongan. Katanya sudah berobat ke sana ke mari tak membuahkan hasil juga. 

Setelah ditanya, berapa kali seminggu berhubungan. Mencengangkan! Berhubungan dua bulan sekali mau dapat momongan. Coba kerjakan setiap malam, mungkin saja segera dapat momongan. 

Dan masih banyak lagi, pokoknya hari-hari jadi penuh tamu. Apa yang harus aku lakukan? Menolak mereka datang, bukan adat ketimuran begitu. Jika datang kepada Pakde pasti hanya jadi bahan tertawaan.

(Bersambung)
Sumber gambar: Pixabay.com

Komentar